KEARIFAN KOTA DEPOK DALAM MEDIA MASSA LOKAL RADAR DEPOK: ANALISIS WACANA BERANCANGAN KORPUS
DOI:
https://doi.org/10.26499/li.v37i1.64Keywords:
analisis wacana, jurnalisme lokal, kearifan kota, Radar Depok, linguistik terapanAbstract
Salah satu model jurnalisme yang hidup dalam masyarakat adalah jurnalisme lokal. Jurnalisme lokal dicirikan oleh wilayah pemberitaan yang terbatas, sekaligus distribusi media massa cetak yang juga terbatas pada wilayah itu, dan pada umumnya kesederhanaan dalam usaha, seperti sarana kerja yang sederhana. Meskipun demikian, jurnalisme lokal berkembang mengikuti kemajuan zaman, seperti sarana penyampaian informasi yang saat ini tidak terbatas pada cetakan, tetapi juga dengan sarana teknologi informasi (media daring). Jurnalisme lokal berupaya bertahan hidup pada utamanya dengan memuat informasi yang unik tentang wilayah yang diinformasikan. Indonesia, yang kaya akan etnik, budaya, dan berbagai latar belakang masyarakat, menjadi tempat yang potensial bagi perkembangan jurnalisme lokal. Salah satu jurnalisme lokal yang beroperasi di Depok, Jawa Barat, adalah Radar Depok. Bagaimana kearifan kota Depok direpresentasikan secara positif oleh Radar Depokmenjadi pertanyaan penelitian ini. Dengan memanfaatkan analisis kunci yang diolah secara kuantitatif dengan peranti lunak TshwaneDJe: tlCorpus Concordance Software (Corpus Query Software), hal-hal apa saja yang merupakan bagian dari kearifan Kota Depok yang ditonjolkan oleh Radar Depokdaring (radardepok.com) ditemukan dalam penelitian. Sejumlah 88 teks berita dan karangan khas (feature)sepanjang tahun 2017 yang menginformasikan pengalaman positif masyarakat Kota Depok ditelaah melalui korpus. Hasilnya adalah Radar Depokmemprioritaskan geografi Depok sebagai wilayah hunian masyarakat yang majemuk dengan seni budaya asli Betawi yang hidup di dalamnya; kebersihan; kesehatan; keimanan; kenyamanan hidup bagi anak; kekayaan kuliner; pariwisata; dan tempat yang bernilai pengembangan investasi. Prioritas itu selaras dengan brandingDepok sebagai kota pendidikan; zero waste city; kota layak anak; dan kota investasi.Â
References
Cheng, Winnie. 2012. Exploring Corpus Linguistics: Language in Action. London: Routledge
Halliday, M.A.K. 2014. Halliday’s Introduction to Functional Grammar. Edisi Keempat. Direvisi oleh Christian M.I.M. Matthiessen. London: Routledge.
Hirt, Sonia. dan Diane Zahm. (ed.). 2012. The Urban Wisdom of Jane Jacobs. New York: Routledge.
Holcomb, Briavel. 2015. “The Urban Wisdom of Jane Jacobsâ€. The AAG of Review Books, Vol. 3, No. 4: 182—183.
Hospers, Gert-Jan. 2006. “Jane Jacobs: Her Life and Workâ€. European Planning Studies, Vol. 14, No. 6: 723—732.
Irsyam, Tri Wahyuning M. 2017. Berkembang dalam Bayang-bayang Jakarta: Sejarah Depok 1950—1990. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lindquist, Hans. 2009. Corpus Linguistics and the Description of English. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Philips, Louise J. dan Jorgensen, Marianne W. 2002. Discourse Analysis as Theory and Method. London: Sage Publication Ltd.
Poespowardojo, Soerjanto. 1986. “Pengertian Local Genius dan Relevansinya dalam Modernisasi†dalam Ayatrohaedi, ed., Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Radcliffe, Damian. 2017. “Local Journalism in the Pacific Northwest: Why It Matters, How It’s Evolving, and Who Pays for Itâ€. Agora Report. School of Journalism and Communication, University of Oregon, https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/1794/22803/Radcliffe_Agora_2017.pdf?sequence=1&isAllowed=y, yang diakses pada 17 November 2017.