PENGGUNAAN BAHASA JAWA DAN SIMBOL IDENTITAS POLITIK GANJAR PRANOWO DI MEDIA SOSIAL

Authors

  • Frista Nanda Pratiwi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

DOI:

https://doi.org/10.26499/li.v42i1.543

Keywords:

bahasa Jawa, simbol, identitas politik, Ganjar Pranowo, media sosial

Abstract

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo seringkali menyelipkan penggunaan bahasa Jawa dalam tuturannya saat berinteraksi dengan masyarakat di Jawa Tengah. Interaksi dengan masyarakat itu direkam dalam bentuk video dan dipublikasikan melalui media sosialnya. Penggunaan bahasa Jawa oleh Ganjar Pranowo tersebut berpotensi membawa impresi positif terhadap persepsi publik sehingga ia dikenal sebagai sosok yang merakyat dan dekat dengan masyarakat. Bagi seorang politisi, penggunaan bahasa dapat menjadi simbol identitas politik. Identitas politik menjadi hal yang penting karena menyangkut elektabilitas dan citra politisi di mata masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini berfokus pada hubungan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo saat berinteraksi dengan masyarakat dan simbol identitas politiknya di media sosial. Data yang digunakan dalam makalah ini adalah ujaran yang terdapat pada 20 video interaksi Ganjar Pranowo sebagai penutur dengan masyarakat sebagai mitra tutur yang diunggah pada media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook sekaligus pada bulan November 2022 s.d. Januari 2023. Pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan teknik simak dan catat. Dalam hal ini, penulis menyimak ujaran dalam video yang diunggah di media sosial Ganjar Pranowo lalu mencatat dan mentranskripsikan ujaran yang mengandung penggunaan bahasa Jawa. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo selaku penutur saat berinteraksi dengan masyarakat sebagai mitra tutur, representasi kekuasaan dalam tuturannya, produksi teks bahasa Jawa dan identitas sosial Ganjar Pranowo, distribusi dan konsumsi teks tuturan Ganjar Pranowo, dan penggunaan bahasa Jawa sebagai simbol identitas politik sebagai upaya untuk membangun ikatan dengan identitas kolektif masyarakat di media sosial. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penggunaan bahasa pada makalah ini dianalisis dengan mengacu pada teori analisis wacana kritis Fairclough (2013) yang terdiri atas tiga level analisis, yaitu level mikro atau analisis teks yang berfokus pada analisis deskriptif mengenai teks, level meso atau praktik diskursif yang berfokus pada analisis produksi, distribusi, dan konsumsi teks, dan level makro atau praktik sosial yang berfokus pada analisis sosiokultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo menggunakan bahasa Jawa saat berinteraksi dengan warganya dalam bentuk penggunaan bahasa Jawa secara penuh, alih kode, dan campur kode. Adapun representasi kekuasaan Ganjar Pranowo dapat dilihat melalui diksi, frasa verbal, dan kalimat imperatif yang digunakan. Dengan identitasnya sebagai putra daerah Jawa Tengah yang berasal dari suku Jawa, Ganjar Pranowo berupaya menyesuaikan diri dengan masyarakat melalui produksi ujaran berbahasa Jawa. Interaksi tersebut direkam dan disebarkan melalui media sosial sebagai strategi pencitraan yang berpengaruh positif terhadap impresi dan respons warganet. Selanjutnya, bahasa Jawa menjadi simbol identitas politik etnis Ganjar Pranowo untuk membangun ikatan dengan identitas kolektif masyarakat pengguna media sosial yang beretnis sama untuk meningkatkan elektabilitasnya sebagai tokoh politik.

References

Ahmadi F., Y. D. (2014). Analisis Wacana Kritis: Ideologi Hizbut Tahrir Indonesia Dalam Wacana Kenaikan Harga BBM 2013 di Buletin Al-Islam yang berjudul “Menaikkan Harga BBM: Nenaikkan Kemiskinan.” Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa, 12 (2)(Analisis Wacana Kritis), 253—265.

Amir, J. (2013). Representasi Kekuasaan dalam Tuturan Elit Politik Pascareformasi: Pilihan Kata dan Bentuk Gramatikal. Linguistik Indonesia, (31)1, 43—64.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chaer, A. & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliya, I. & Zulaeha, I. (2017). Pola Komunikasi Politik Ganjar Pranowo dalam Perspektif Sosiolinguistik di Media Sosial Instagram. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(3), 286—296.

Fairclough, N. (2013). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. New York: Routledge.

Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Jurnal Studi Pemerintahan, Volume 3 Nomor 1 Februari 2012, Hal. 109—126.

Haryatmoko. (2016). Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan teori, Metodologi, dan Penerapan (H. Zaskuri (Ed.); 1st ed.). Rajawali Pers.

Khak, M.A. (2021). Bahasa dan Kekuasaan: Ridwan Kamil dan Fenomena Mediakrasi di Indonesia. Bandung: Semiotika.

Kushartanti, Yuwono, U., dan Lauder M. (2007). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Munfarida, E. (2014). Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough. Komunika, 8 (1), 1—19.

Schiffrin, D. (2007). Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyaningrum, Arie. 2005. Memetakan Lokasi bagi Politik Identitas dalam Wacana Politik Poskolonial Politik Perlawanan. Yogyakarta: IRE.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surono, dkk. (1987). Frase Verba dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sukmana, O. (2016). Konsep dan Teori Gerakan Sosial. Malang: Intrans Publishing.

Suparlan, P. (2004). Hubungan Antar Suku Bangsa. KIK Press: Jakarta.

Wei, L. (2000). The Bilingualism Reader (Dimensions of Bilingualism). London dan New York: Roudledge.

Puntoadi. (2011). Jenis Media Sosial. Jakarta: Elex Komputindo.

https://humas.jatengprov.go.id/profil_pimpinan

https://petabahasa.kemdikbud.go.id/infobahasa2.php?idb=57&idp=Jawa%20Tengah#:~:text=Bahasa%20Jawa%20yang%20dituturkan%20di,kelima%20dialek%20tersebut%20sekitar%2060%25.

https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-indonesia.html

https://www.ethnologue.com/language/jav/

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/26/13230501/survei-litbang-kompas-elektabilitas-ganjar-belum-menjamin-kemenangannya-pada

https://jatim.tribunnews.com/2023/04/21/perjalanan-karier-politik-ganjar-pranowo-dari-anggota-dpr-gubernur-jawa-tengah-hingga-capres-pdip?page=all

https://ppid.jatengprov.go.id/profil-gubernur-jawa-tengah/

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/14/lumbung-suara-terbesar-pdi-perjuangan-pada-pemilu-2019-ada-di-jawa-tengah

Downloads

Published

31-01-2024

How to Cite

Pratiwi, F. N. (2024). PENGGUNAAN BAHASA JAWA DAN SIMBOL IDENTITAS POLITIK GANJAR PRANOWO DI MEDIA SOSIAL. Linguistik Indonesia, 42(1), 157–183. https://doi.org/10.26499/li.v42i1.543