DINAMIKA KETAHANAN BAHASA-BAHASA RUMPUN LAMAHOLOT DI LEMBATA

Authors

  • Zefanya Christiady Nugroho Yayasan Suluh Insan Lestari
  • Heppy Ethnologue Project Indonesia/ Yayasan Suluh Insan Lestari

DOI:

https://doi.org/10.26499/li.v42i1.578

Keywords:

language vitality, EGIDS, motivations, globalization, Lembata

Abstract

Globalisasi telah menciptakan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan, kenaikan, dan bertahannya bahasa. Namun, naik turunnya tingkat ketahanan suatu bahasa ditentukan pula oleh motivasi dari komunitas. Tulisan ini mendiskusikan dinamika ketahanan tujuh bahasa di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, dalam keluarga bahasa Lamaholot: Ile Ape, Lewoeleng, Levuka, Lamatuka, Lamalera, Lembata Selatan, and Lembata Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengembangan bahasa, menggunakan alat-alat dalam metode partisipatoris yakni Roda Ketahanan Bahasa dan Metafora Gunung, serta dilengkapi dengan observasi dan wawancara. Hasilnya adalah ketahanan dari ketujuh bahasa tersebut menunjukkan tren penurunan (empat dari tujuh bahasa). Dinamika ketahanan pada tiap bahasa dipengaruhi oleh sejumlah faktor penguat dan pelemah. Faktor penguat yang ditemukan adalah populasi yang tinggi, kesulitan akses jalan dan sekolah, sehingga mencegah kontak bahasa yang lebih intens. Faktor yang menyebabkan pergeseran ketahanan bahasa adalah migrasi dan pendidikan, yang mendorong komunitas masuk ke dalam ekonomi global yang memiliki kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan, hingga membuat komunitas mengembangkan berbagai motivasi kesuksesan ekonomi dan sosial, tanpa melibatkan bahasa daerah.

References

Baon, Y. (2017). Kisah “Besi Pare Tonu Wujo” dalam Masyarakat Lamaholot: Terbitan Teks, Analisis Struktur dan Fungsi. Thesis. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

BPS Kabupaten Lembata. (2021). Statistik Daerah Kabupaten Lembata 2021.

Bromham, L., Dinnage, R., Skirgård, H., Ritchie, A., Cardillo, M., Meakins, F., Greenhill, S., & Hua, X. (2022). Global predictors of language endangerment and the future of linguistic diversity. Nature Ecology & Evolution, 6(2), 163–173.

Eberhard, D. M., Simons, G. F., & Fennig, C. D. (2023). Ethnologue: Languages of the World (D. M. Eberhard, G. F. Simons, & C. D. Fennig, Eds.; Twenty-sixth edition). SIL International. http://www.ethnologue.com/

Edwards McKinnon, E. (1985). Early polities in southern Sumatra: Some preliminary observations based on archaeological evidence. Indonesia, 40, 1–36.

Fishman, J. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened languages. Multilingual Matters.

Fricke, H. (2017). Nouns and pronouns in Central Lembata Lamaholot (Austronesian, Indonesia). Wacana : Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya, 18(3), 746–771. https://doi.org/doi:10.17510/wacana.v18i3.635

Fricke, H. (2019). Traces of language contact the Flores-Lembata languages in eastern Indonesia. LOT.

Grummitt, J. (2014). Wheel of Vitality: An approach to rapid vitality assessment in New Britain. SIL International.

Hasselbring, S. (2010). Participatory approaches for engaging communities: A mindset for language development work. Unpublished manuscript.

Hasselbring, S. (2012). Nine participatory tools for use with partners.

Karan, M. (2000). Motivations: language vitality assessments using the perceived benefit model of language shift. In M. P. Lewis & G. Kindell (Eds.), Assessing ethnolinguistic vitality: theory and practice. Selected papers from the Third International Language Assessment Conference (pp. 65–77). SIL International.

Keraf, G. (1978). Morfologi dialek Lamalera. Ende, Flores: Arnoldus.

Lewis, M. P., & Simons, G. F. (2017). Sustaining Language Use: Perspectives on Community-Based Language Development. SIL International.

Mufwene, S., & Vigoroux, C. (2008). Colonization, globalization and language vitality in Africa: An introduction. In S. Mufwene & C. Vigoroux (Eds.), Globalization and language vitality: Perspectives from Africa (pp. 1–31). Continuum.

Nahhas, R. (2007). The steps of language survey: an outline of practical methods. SIL Mainland Southeast Asia Group.

Quakenbush, J. S., & Simons, G. (2015). Looking at Austronesian language vitality and endangerment through EGIDS and the sustainable use model. In I. W. Arka, N. L. N. S. Malini, & I. A. M. Puspani (Eds.), Language documentation and cultural practices in the Austronesian world (Vol. 4, pp. 1–17). Pacific Linguistics.

Trudell, B. (2011). The making of a killer (language): Language contact and language dominance in sub-Saharan Africa. http://www.nai.uu.se/ecas-4/panels/141-156/panel-149/Barbara-Trudell-full-paper.pdf

Downloads

Published

31-01-2024

How to Cite

Zefanya Christiady Nugroho, & Silaen, H. C. (2024). DINAMIKA KETAHANAN BAHASA-BAHASA RUMPUN LAMAHOLOT DI LEMBATA. Linguistik Indonesia, 42(1), 221–245. https://doi.org/10.26499/li.v42i1.578