KESALINGMENGERTIAN RUMPUN BAHASA MASSENREMPULU

Authors

DOI:

https://doi.org/10.26499/li.v42i1.553

Keywords:

kesalingmengertian, Massenrempulu, Sulawesi

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk mengukur kesalingmengertian antara bahasa-bahasa Massenrempulu: Duri, Enrekang, Maiwa, dan Malimpung. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan, apakah kelompok bahasa Massenrempulu merupakan satu bahasa tunggal, bagian dari Toraja-Sa’dan atau Bugis. Penelitian ini menggunakan Recorded Text Test (RTT) yang diperkenalkan oleh Casad (1974), Picture Pointing Task (PicTask) oleh Gooskens & Schneider (2016), serta lexicostatistics of 35-word lists dari Grimes & Grimes (1987) dan SIL Indonesia (1986). Temuan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Statistik kemiripan kosakata menunjukkan bahwa bahasa Duri lebih mirip dengan Toraja, bahasa Malimpung lebih mirip dengan Bugis, sedangkan bahasa Enrekang dan Maiwa memiliki kesalingmengertian yang tinggi; (2) RTT menunjukkan bahwa tingkat pemahaman kelompok bahasa Massenrempulu terhadap Duri tidak terlalu tinggi (<80%); penutur bahasa Maiwa dan Enrekang memperoleh skor sebesar 76-77%, sedangkan dalam uji kesalingmengertian rata-rata penutur bahasa Malimpung memperoleh skor sebesar 62%; (3) mayoritas penutur bahasa Massenrempulu lebih mengerti bahasa Enrekang (>74%) dibandingkan dengan Duri (59-72%). Penulis menyimpulkan bahwa bahasa Enrekang dan Maiwa memiliki kesalingmengertian dan dapat dikategorikan sebagai satu bahasa. Bahasa Malimpung disarankan untuk menjadi bagian dari bahasa Bugis karena memiliki kesalingmengertian yang rendah terhadap kelompok bahasa Massenrempulu. Walaupun demikian, karena keterbatasan penelitian ini, diperlukan kajian lebih lanjut terkait kesalingmengertian bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan bagian utara secara keseluruhan untuk melihat seberapa jauh kesalingmengertian antara bahasa Malimpung dan Bugis serta bahasa Duri dan Toraja.

Author Biography

Renhard Saupia, Massachusetts Institute of Technology

Sociolinguist.
Graduate Students in Massachusettes Institute of Technology, Department of Linguistics and Philosophy.

References

Ananta, A., Arifin, E. N., Hasbullah, M. S., Handayani, N. B., & Pramono, A. (2013, August 26). Changing ethnic composition: Indonesia, 2000-2010 [Poster]. XXVII IUSSP International Population Conference, Busan, Korea.

Anderbeck, K., Bunga, J., Efflina, S., Wong, N., & Yuditha, T. (in process). An initial dialectology of central Sanggau regency (West Kalimantan, Indonesia). SIL International.

Anderbeck, K., & Yuditha, T. (2020, February 16). Mapping Bornean languages according to intelligibility. Indonesian Languages and Linguistics: State of the Field, Atma Jaya University, Jakarta.

Blair, F. (1990). Survey on a shoestring: A manual for small-scale language surveys. SIL International.

Braam Morris, D. F. van. (1991). Massenrempulu menurut catatan D. F. van Braam Morris. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Casad, E. (1974). Dialect intelligibility testing. Summer Institute of Linguistics of the University of Oklahoma.

CNN Indonesia. (2023). 7 Puncak Tertinggi di Indonesia dari Masing-Masing Pulau [News]. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230105133251-275-896540/7-puncak-tertinggi-di-indonesia-dari-masing-masing-pulau

Eberhard, D. M., Simons, G. F., & Fennig, C. D. (Eds.). (2023). Ethnologue: Languages of the World (Twenty-sixth edition). SIL International. http://www.ethnologue.com/

Gooskens, C., & Schneider, C. (2016). Testing mutual intelligibility between closely related languages in an oral society. Language Documentation & Conservation, 10, 278–305.

Grimes, C. E., & Grimes, B. D. (1987). Languages of South Sulawesi. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University.

Hanafie, Sitti Hawang; Kulla Lagousi, Moha Junaedie, Siti Hafsa J. Nur, & Sikki, M. (1981). Morfologi dan sintaksis bahasa Massenrempulu. Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan daerah Sulawesi Selatan.

Holton, G. (2009). Relatively ethical: A comparison of linguistic research paradigms in Alaska and Indonesia. Language Documentation & Conservation, Volume 3, No. 2, 161–175.

Kluge, A. (2007). RTT Retelling Method: An Alternative Approach to Intelligibility Testing. SIL Electronic Working Papers, 2007–006, 14.

Mills, R. F. (1975). The reconstruction of Proto South Sulawesi. Archipel, 10, 205–224.

Ngandim. (2019). Selayang Pandang. Pemda Kabupaten Enrekang. https://enrekangkab.go.id/?page_id=13

Pelenkahu, R. A. ;. Abdul Muthalib, Muhammad Amiu, & M, W. M. M. (1972). Bahasa di Lima Massenrempulu: Suatu laporan penelitian. Lembaga Bahasa Nasional, Tjabang III.

Pelenkahu, R. A. ;. Abdul Muthalib, & Pattiasina, J. F. (1974). Peta bahasa Sulawesi Selatan (buku petunjuk). Lembaga Bahasa Nasional Cabang III.

Saupia, R., & Anderbeck, K. (Forthcoming). Linguistic similarity of Northern languages.

Saupia, R., Simanjuntak, T., Ruwayari, G., & Canvin, M. (2023). A Sociolinguistic Profile of the Massenrempulu Language Cluster of South Sulawesi, Indonesia. SIL International.

Valkama, K. (1987). Kabupatens Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Luwu and eastern part of Polewali Mamasa. In T. Friberg (Ed.), UNHAS-SIL South Sulawesi sociolinguistic surveys, 1983-1987 (pp. 119–136). Summer Institute of Linguistics.

Yatim, N., & Machmoed, H. (2007). Distribusi bahasa Duri dan bahasa Toraja: Suatu analisis geografi dialek. Linguistik Indonesia, 25(1), 35–51.

Downloads

Published

31-01-2024

How to Cite

Saupia, R. (2024). KESALINGMENGERTIAN RUMPUN BAHASA MASSENREMPULU. Linguistik Indonesia, 42(1), 141–155. https://doi.org/10.26499/li.v42i1.553